Sunday, September 11, 2005

Sore di Bondowoso

Tak banyak yang melintas di sekitar alun-alun Bondowoso sore itu. Bisa kehitung jari apa dan siapa saja yang melintas sepanjang aku duduk di salah satu bangku taman yang terbuat dari semen, sejam yang lalu. Pantas saja jika ada sebutan 'kota pensiun', yang melekat pada kota santri ini.
Entah apa yang membawaku ingin melanjutkan sekedar keliling kota Bondowoso setelah prospek seharian ini di kota tenang ini. Tapi yang jelas, kesuntukan dan ketegangan pikiran langsung buyar ketika menikmati hembusan udara sore dan tenangnya kota kecil ini.
Juga ga terlalu banyak hal menarik di sejauh sudut pandangku di tempat aku duduk, kecuali 'Monumen Gerbong Maut' yang terletak di tengah-tengah jalan lintas 2 arah tepat di depan kantor Bupati Bondowoso, yang aku sendiri juga nggak ngerti apa maksud dari monumen yang punya nama 'menyeramkan' tersebut. Tapi kalo dilihat dari bentuknya dan 'sliwar-sliwer' yang pernah kudengar (mungkin dari pelajaran sejarah), ada kaitan sejarah dengan kota Bondowoso pada jaman perjuangan dan penjajahan lampau yang menjadikan didirikannya monumen tersebut.
Huh, lagi-lagi aku menggigil. Angin sore itu lumayan dingin juga, sangat beda dengan kondisi Jember yang lumayan panas dan gerah. Sungguh tenang, damai dan mengingatkanku pada Blitar, kampung halamanku. Kemana-mana serba dekat, ga perlu naik bis kota atau mikrolet (karena emang ga ada), karena emang kemana-mana jaraknya dekat. Dah lama juga aku belum pulang kampung, gimana kabar ortu, emak, kakak, ponakanku.. jadi kangen, terngiang ketika meraka memangilku "Om".
Hari makin sore saja, ketika aku melanjutkan perjalananku kembali ke Jember. Kupacu motorku dengan kecepatan 100 km/jam, melaju kencang meninggalkan Bondowoso di belakang. Tapi, dalam pikiranku, tetap saja terlintas hingga sekarang, ketenangan sore di Bondowoso.
Image hosted by Photobucket.com

No comments: